A.
Arsitektur Komputer
Di
antara demikian banyak pemahaman tentang arsitektur, arsitektur dikenal juga
sebagai suatu tradisi yang berkembang. Dari waktu ke waktu wajah arsitektur
selalu mengalami perubahan. Hal-hal yang mempengaruhi perkembangan dan
pengembangan arsitektur tidak hanya berupa keadaan eksternal, tetapi juga
keadaan internal. Dsini kita membahas mengenai evolusi arsitektur pada
komputer. Arsitektur dari komputer sendiri merupakan suatu susuan tau rancangan
dari komputer tersebut sehingga membentuk suatukesatuan yang dinamakan
komputer. Komputer sendiri berevolusi dengan cepat mulai dari generasi pertama
hingga sekarang. Evolusi sendiri didasarkan pada fungsi atau kegunaanya dalam
kehidupan. Evolusi pada komputer sendiri ada karena keinginan atau hal yang
dibutuhkan manusia itu sendiri. Sekarang ini komputer sudah dapat melakaukan
perintah yang sulit sekalipun tidak seperti dulu yang hanya bisa melakukan yang
sederhana saja. Itulah yang dinamakan evolusi arsitektur yaitu perubahan bentuk
juga fungsi dan kemampuannya.
Perubahan
Definisi Arsitektur Komputer
·
1950 -1960 : Arsitektur komputer adalah suatu komputer aritmatik
·
1970 – pertengahan 1980 : Arsitektur komputer adalah suatu desain instruksi
untuk suatu kompiler
·
1990 : Arsitektur komputer adalah suatu bentuk desain CPU, sistem memori, sistem I/O, multiprosesor dan network
komputer
·
2010 : Arsitektur komputer : suatu sistem yang dapat beradaptasi sendiri, struktur yang dapat
mengorganisasikan sendiri, sistem DNA
Secara umum arsitektur
komputer adalah konsep
perencanaan dan struktur pengoperasian dasar dari suatu sistem komputer.
Arsitektur komputer ini merupakan rencana cetak-biru dan deskripsi fungsional
dari kebutuhan bagian perangkat keras yang didesain (kecepatan proses dan
sistem interkoneksinya). Dalam hal ini, implementasi perencanaan dari
masing–masing bagian akan lebih difokuskan terutama, mengenai bagaimana CPU akan bekerja, dan mengenai
cara pengaksesan data dan alamat dari dan ke memori cache,
RAM, ROM, cakram keras,
dll). Beberapa contoh dari arsitektur komputer ini adalah arsitektur von Neumann, CISC, RISC, blue Gene,
dll.
Arsitektur
Komputer mempelajari atribut ‑ atribut sistem komputer yang terkait dengan
seorang programmer. Dapat juga didefinisikan dan dikategorikan sebagai ilmu
dan sekaligus seni mengenai cara interkoneksi komponen-komponen perangkat keras
untuk dapat menciptakan sebuah komputer yang memenuhi kebutuhan fungsional,
kinerja, dan target biayanya.
Komputer
kontemporer menaruh ALU
dan unit kontrol
ke dalam satu sirkuit terpadu yang dikenal sebagai Unit Pemroses Sentral atau
CPU. Biasanya, memori komputer ditempatkan di atas beberapa sirkuit
terpadu yang kecil dekat UPS. Alat yang menempati sebagian besar ruangan dalam
komputer adalah ancilliary sistem (misalnya, untuk menyediakan tenaga listrik)
atau alat I/O.
Beberapa
komputer yang lebih besar berbeda dari model di atas di satu hal utama - mereka
mempunyai beberapa UPS dan unit kontrol yang bekerja secara bersamaan. Terlebih
lagi, beberapa komputer, yang dipakai sebagian besar untuk maksud penelitian
dan perkomputeran ilmiah, sudah berbeda secara signifikan dari model di atas,
tetapi mereka sudah menemukan sedikit penggunaan komersial.
Fungsi
dari komputer secara prinsip sebenarnya cukup sederhana. Komputer mencapai
perintah dan data dari memorinya. Perintah dilakukan, hasil disimpan, dan
perintah berikutnya dicapai. Prosedur ini berulang sampai komputer dimatikan.
B. Kognisi Manusia
Istilah
kognisi dalam bahasa Latin Cognoscere
yang artinya "tahu", "untuk konsep" atau "mengenali”
dan mengacu pada pengertian memproses informasi atau menerapkan pengetahuan.
Kognisi manusia adalah istilah ilmiah untuk "proses pikiran manusia"
yaitu bagaimana manusia percaya tentang sesuatu yang didapatkan dari proses
berpikir tentang informasi. Proses yang dilakukan adalah memperoleh pengetahuan
dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis,
memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa. Proses kognitif areanya
sangat luas (proses berpikir, intelegensi, pengetahuan umum dan lain-lain) atau
dengan kata lain bahwa struktur kognitif dapat disebut sebagai pengetahuan.
Struktur
kognitif seseorang adalah organisasi pengetahuan faktual yang diperoleh dari
lingkungan. Struktur kognitif terbentuk dari informasi lingkungan sebagai suatu
stimulus dari lingkungan yang selalu berubah, maka struktur kognitif atau
pengetahuanpun akan terus berkembang. Keadaan struktur kognitif yang berkembang
inilah yang mungkin menjadi prasyarat bagi seseorang yang untuk mengasimilasi
dan mengakomodasi pengetahuan atau informasi lain dari lingkungan sehingga
struktur kognitif ini dapat memiliki kemampuan untuk berkembang. Kapasitas atau
kemampuan kognisi biasa diartikan sebagai kecerdasan atau intelegensi. Ada beberapa
aspek yang mempengaruhi struktur kognitif, antara lain yaitu:
1.
Kedewasaan dan perkembangan individu
2.
Sifat belajar yang lebih bermakna dari pengalaman yang terintegrasi
3. Ketepatan dalam mentransformasi informasi
stimulus dan pengalaman melalui fungsi kognisinya
Sistem kognisi terdiri dari lima proses
mental, yaitu: memahami, mengevaluasi, merencanakan, memilih dan berpikir.
Proses memahami adalah proses menentukan arti dari aspek tertentu yang terdapat
dalam lingkungan. Mengevaluasi berarti menentukan baik atau buruk, positif atau
negatif mengenai aspek dalam lingkungan. Merencanakan berarti menentukan
bagaimana memecahkan sebuah masalah. Memilih berarti membandingkan semua jalan
keluar yang ada dan menentukan jalan keluar yang terbaik. Berpikir adalah
aktifitas kognisi yang terjadi dalam ke empat proses di atas.
Bloom membagi
kemampuan kognisi manusia ke dalam 6 tingkatan.
1. Tingkat
Pengetahuan (Knowledge Level)
Berisikan kemampuan untuk mengenali dan
mengingat, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip
dasar. Sebagai contoh, ketika seorang mahasiswa diminta oleh dosennya
menjelaskan mengenai rumahnya, maka ia bisa menjelaskan alamatnya secara rinci,
pagarnya berwarna apa, dinding rumahnya berwarna apa, dll.
2. Tingkat Pemahaman
(Comprehension Level)
Dikenali dari kemampuan untuk membaca dan
memahami gambaran, laporan, tabel, diagram, arahan, peraturan, dsb. Sebagai
contoh, ketika seseorang melihat taman yang bertuliskan “Dilarang menginjak
rumput”, maka ia paham bahwa menduduki atau tiduran di taman tersebut pun tidak
boleh karena akan merusak rumput.
3. Tingkat Aplikasi
(Application Level)
Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan
untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dsb di dalam kondisi
kerja. Sebagai contoh, adanya program magang pada jurusan kuliah tertentu.
4. Tingkat Analisis
(Analythical Level)
Di tingkat analisis, seseorang akan mampu
menganalisa informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi
ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan
mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah
skenario yg rumit. Sebagai contoh, di level ini seorang therapist akan mampu
memilah-milah penyebab meningkatnya agresifitas pada klientnya,
membanding-bandingkan tingkat keparahan dari setiap penyebab, dan menggolongkan
setiap penyebab ke dalam tingkat keparahan yang ditimbulkan.
5. Tingkat Sintesa (Synthesis Level)
Satu tingkat di atas analisa, seseorang di
tingkat sintesa akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario
yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang
harus didapat untuk menghasilkan solusi yg dibutuhkan. Sebagai contoh, seorang
mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir skripsi. Diawali dengan mencari
judul yang menarik, lalu mempelajari fenomena yang berkembang mengenai
judulnya, mencari teori, mengaitkannya dengan fenomena yang terjadi, melakukan
pengambilan data, pengolahan data, menyimpulkan hasilnya dan memberikan saran
mengenai permasalahan yang diangkat menjadi penelitiannya.
6. Tingkat Evaluasi
(Evaluation Level)
Dikenali dari kemampuan untuk memberikan
penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, dengan menggunakan kriteria
yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau
manfaatnya. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang psikolog harus mampu menilai
alternatif solusi yang sesuai dengan keadaan kliennya dengan menimbang semua
kemungkinan yang akan terjadi.
B.
Hubungan Arsitektur Komputer Dengan Kognisi
Manusia
Hubungan antara
arsitektur manusia dengan kognisis manusia dapat dilihat dari definisi masing-masing
antara arsitektur komputer itu sendiri dan kognisi manusia. Kognisi manusia
merupakan proses berpikir manusia memperoleh
pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat,
menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa. Proses
kognitif areanya sangat luas (proses berpikir, intelegensi, pengetahuan umum
dan lain-lain) atau dengan kata lain bahwa struktur kognitif dapat disebut
sebagai pengetahuan. Sedangkan arsitektur Komputer mempelajari
atribut ‑ atribut sistem komputer yang terkait dengan seorang programmer. Dimana
si programmer membuat suatu
sistem yang dapat beradaptasi sendiri, struktur yang dapat mengorganisasikan
sendiri, sistem DNA. Sistem tersebut dibuat berdasarkan dari proses berpikir
manusia yang diadaptasi kedalam perangkat komputer agar dapat memahami sistem
kognisi dalam pikiran manusia menjadi lebih mudah dan lebih dapat diterima
penjelasannya.
Sumber :
Hanum.
2012. Analisa Perbedaan Struktur Kognisi Manusia dan Arsitektur Komputer.
Muhammad
Alifa Farhan. 2012. Kognisi Manusia. http://omalif.tumblr.com/post/26394364372
Fadlandyta. 2012. Analisa Perbedaan Struktur Kognisi Manusia dan Arsitektur Komputer.
http://fadlandyta.wordpress.com/2012/03/30/analisa-perbedaan-struktur-kognisi-manusia-dan-arsitektur-komputer/
Ahmad fauzi.
Arsitektur komputer. http://ozygazebo.blogspot.com/2011/10/arsitektur-komputer.html
http://arsitektur-komputer.blogspot.com/2008/09/arsitektur-komputer.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar