Hidup itu Kebahagiaan yang harus di syukuri

Senin, 08 Oktober 2012

Hubungan Arsitektur Komputer Dengan Kognisi Manusia

A.    Arsitektur Komputer
Di antara demikian banyak pemahaman tentang arsitektur, arsitektur dikenal juga sebagai suatu tradisi yang berkembang. Dari waktu ke waktu wajah arsitektur selalu mengalami perubahan. Hal-hal yang mempengaruhi perkembangan dan pengembangan arsitektur tidak hanya berupa keadaan eksternal, tetapi juga keadaan internal. Dsini kita membahas mengenai evolusi arsitektur pada komputer. Arsitektur dari komputer sendiri merupakan suatu susuan tau rancangan dari komputer tersebut sehingga membentuk suatukesatuan yang dinamakan komputer. Komputer sendiri berevolusi dengan cepat mulai dari generasi pertama hingga sekarang. Evolusi sendiri didasarkan pada fungsi atau kegunaanya dalam kehidupan. Evolusi pada komputer sendiri ada karena keinginan atau hal yang dibutuhkan manusia itu sendiri. Sekarang ini komputer sudah dapat melakaukan perintah yang sulit sekalipun tidak seperti dulu yang hanya bisa melakukan yang sederhana saja. Itulah yang dinamakan evolusi arsitektur yaitu perubahan bentuk juga fungsi dan kemampuannya.
Perubahan Definisi Arsitektur Komputer
·         1950 -1960 : Arsitektur komputer adalah suatu komputer aritmatik
·         1970 – pertengahan 1980 : Arsitektur komputer adalah suatu desain instruksi untuk suatu kompiler
·         1990 : Arsitektur komputer adalah suatu bentuk desain CPU, sistem  memori, sistem I/O, multiprosesor dan network komputer
·         2010 : Arsitektur komputer : suatu sistem yang dapat beradaptasi  sendiri, struktur yang dapat mengorganisasikan sendiri, sistem DNA
Secara umum arsitektur komputer adalah konsep perencanaan dan struktur pengoperasian dasar dari suatu sistem komputer. Arsitektur komputer ini merupakan rencana cetak-biru dan deskripsi fungsional dari kebutuhan bagian perangkat keras yang didesain (kecepatan proses dan sistem interkoneksinya). Dalam hal ini, implementasi perencanaan dari masing–masing bagian akan lebih difokuskan terutama, mengenai bagaimana CPU akan bekerja, dan mengenai cara pengaksesan data dan alamat dari dan ke memori cache, RAM, ROM, cakram keras, dll). Beberapa contoh dari arsitektur komputer ini adalah arsitektur von Neumann, CISC, RISC, blue Gene, dll.
Arsitektur Komputer mempelajari atribut ‑ atribut sistem komputer yang terkait dengan seorang programmer. Dapat juga  didefinisikan dan dikategorikan sebagai ilmu dan sekaligus seni mengenai cara interkoneksi komponen-komponen perangkat keras untuk dapat menciptakan sebuah komputer yang memenuhi kebutuhan fungsional, kinerja, dan target biayanya.
Komputer kontemporer menaruh ALU dan unit kontrol ke dalam satu sirkuit terpadu yang dikenal sebagai Unit Pemroses Sentral atau CPU. Biasanya, memori komputer ditempatkan di atas beberapa sirkuit terpadu yang kecil dekat UPS. Alat yang menempati sebagian besar ruangan dalam komputer adalah ancilliary sistem (misalnya, untuk menyediakan tenaga listrik) atau alat I/O.
Beberapa komputer yang lebih besar berbeda dari model di atas di satu hal utama - mereka mempunyai beberapa UPS dan unit kontrol yang bekerja secara bersamaan. Terlebih lagi, beberapa komputer, yang dipakai sebagian besar untuk maksud penelitian dan perkomputeran ilmiah, sudah berbeda secara signifikan dari model di atas, tetapi mereka sudah menemukan sedikit penggunaan komersial.
Fungsi dari komputer secara prinsip sebenarnya cukup sederhana. Komputer mencapai perintah dan data dari memorinya. Perintah dilakukan, hasil disimpan, dan perintah berikutnya dicapai. Prosedur ini berulang sampai komputer dimatikan.

B. Kognisi Manusia
Istilah kognisi dalam bahasa Latin Cognoscere yang artinya "tahu", "untuk konsep" atau "mengenali” dan mengacu pada pengertian memproses informasi atau menerapkan pengetahuan. Kognisi manusia adalah istilah ilmiah untuk "proses pikiran manusia" yaitu bagaimana manusia percaya tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir tentang informasi. Proses yang dilakukan adalah memperoleh pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa. Proses kognitif areanya sangat luas (proses berpikir, intelegensi, pengetahuan umum dan lain-lain) atau dengan kata lain bahwa struktur kognitif dapat disebut sebagai pengetahuan.
Struktur kognitif seseorang adalah organisasi pengetahuan faktual yang diperoleh dari lingkungan. Struktur kognitif terbentuk dari informasi lingkungan sebagai suatu stimulus dari lingkungan yang selalu berubah, maka struktur kognitif atau pengetahuanpun akan terus berkembang. Keadaan struktur kognitif yang berkembang inilah yang mungkin menjadi prasyarat bagi seseorang yang untuk mengasimilasi dan mengakomodasi pengetahuan atau informasi lain dari lingkungan sehingga struktur kognitif ini dapat memiliki kemampuan untuk berkembang. Kapasitas atau kemampuan kognisi biasa diartikan sebagai kecerdasan atau intelegensi. Ada beberapa aspek yang mempengaruhi struktur kognitif, antara lain yaitu:
1. Kedewasaan dan perkembangan individu
2. Sifat belajar yang lebih bermakna dari pengalaman yang terintegrasi
3.  Ketepatan dalam mentransformasi informasi stimulus dan pengalaman melalui fungsi kognisinya
Sistem kognisi terdiri dari lima proses mental, yaitu: memahami, mengevaluasi, merencanakan, memilih dan berpikir. Proses memahami adalah proses menentukan arti dari aspek tertentu yang terdapat dalam lingkungan. Mengevaluasi berarti menentukan baik atau buruk, positif atau negatif mengenai aspek dalam lingkungan. Merencanakan berarti menentukan bagaimana memecahkan sebuah masalah. Memilih berarti membandingkan semua jalan keluar yang ada dan menentukan jalan keluar yang terbaik. Berpikir adalah aktifitas kognisi yang terjadi dalam ke empat proses di atas.
Bloom membagi kemampuan kognisi manusia ke dalam 6 tingkatan.
1. Tingkat Pengetahuan (Knowledge Level)
Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar. Sebagai contoh, ketika seorang mahasiswa diminta oleh dosennya menjelaskan mengenai rumahnya, maka ia bisa menjelaskan alamatnya secara rinci, pagarnya berwarna apa, dinding rumahnya berwarna apa, dll.
2. Tingkat Pemahaman (Comprehension Level)
Dikenali dari kemampuan untuk membaca dan memahami gambaran, laporan, tabel, diagram, arahan, peraturan, dsb. Sebagai contoh, ketika seseorang melihat taman yang bertuliskan “Dilarang menginjak rumput”, maka ia paham bahwa menduduki atau tiduran di taman tersebut pun tidak boleh karena akan merusak rumput.
3. Tingkat Aplikasi (Application Level)
Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dsb di dalam kondisi kerja. Sebagai contoh, adanya program magang pada jurusan kuliah tertentu.
4. Tingkat Analisis (Analythical Level)
Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yg rumit. Sebagai contoh, di level ini seorang therapist akan mampu memilah-milah penyebab meningkatnya agresifitas pada klientnya, membanding-bandingkan tingkat keparahan dari setiap penyebab, dan menggolongkan setiap penyebab ke dalam tingkat keparahan yang ditimbulkan.
5. Tingkat Sintesa (Synthesis Level)
Satu tingkat di atas analisa, seseorang di tingkat sintesa akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yg dibutuhkan. Sebagai contoh, seorang mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir skripsi. Diawali dengan mencari judul yang menarik, lalu mempelajari fenomena yang berkembang mengenai judulnya, mencari teori, mengaitkannya dengan fenomena yang terjadi, melakukan pengambilan data, pengolahan data, menyimpulkan hasilnya dan memberikan saran mengenai permasalahan yang diangkat menjadi penelitiannya.
6. Tingkat Evaluasi (Evaluation Level)
Dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang psikolog harus mampu menilai alternatif solusi yang sesuai dengan keadaan kliennya dengan menimbang semua kemungkinan yang akan terjadi.
B.    Hubungan Arsitektur Komputer Dengan Kognisi Manusia
Hubungan antara arsitektur manusia dengan kognisis manusia dapat dilihat dari definisi masing-masing antara arsitektur komputer itu sendiri dan kognisi manusia. Kognisi manusia merupakan proses berpikir manusia memperoleh pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa. Proses kognitif areanya sangat luas (proses berpikir, intelegensi, pengetahuan umum dan lain-lain) atau dengan kata lain bahwa struktur kognitif dapat disebut sebagai pengetahuan. Sedangkan arsitektur Komputer mempelajari atribut ‑ atribut sistem komputer yang terkait dengan seorang programmer. Dimana si programmer membuat suatu sistem yang dapat beradaptasi sendiri, struktur yang dapat mengorganisasikan sendiri, sistem DNA. Sistem tersebut dibuat berdasarkan dari proses berpikir manusia yang diadaptasi kedalam perangkat komputer agar dapat memahami sistem kognisi dalam pikiran manusia menjadi lebih mudah dan lebih dapat diterima penjelasannya.



Sumber :
Hanum. 2012. Analisa Perbedaan Struktur Kognisi Manusia dan Arsitektur Komputer.
Muhammad Alifa Farhan. 2012. Kognisi Manusia. http://omalif.tumblr.com/post/26394364372

Fadlandyta. 2012. Analisa Perbedaan Struktur Kognisi Manusia dan Arsitektur Komputer.

http://fadlandyta.wordpress.com/2012/03/30/analisa-perbedaan-struktur-kognisi-manusia-dan-arsitektur-komputer/




http://arsitektur-komputer.blogspot.com/2008/09/arsitektur-komputer.html






Tidak ada komentar:

Posting Komentar