Hidup itu Kebahagiaan yang harus di syukuri

Rabu, 30 Maret 2011

Konsep Sehat

Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor -faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor social budaya. Kedua pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam konteks pengertian yang lain.

Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosio budaya

UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa:

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur –unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.

BEBERAPA DEFINISI MENURUT AHLI

- DEFINISI SEHAT (WHO) 1947
sehat : Suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemhan.
Mengandung 3 karakteristik :
1.Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia.
2.Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan ektersnal.
3.Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif.
Sehat bukan merupakan suatu kondisitetapai merupakan penyesesuaian, bukan merupakan suatu keadaan tapi merupakan ptoses.Proses disini adalah adaptasi individu yang tidak hanya terhadap fisik mereka tetapai terhadap lingkungan sosialnya.

- DEFINISI SEHAT PENDER (1982)
Sehat : Perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (Aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesesuaian diperlukan untuk mempertahankanstabilitas dan integritas struktural.


- DEFINISI SEHAT PAUNE (1983)
Sehat : Fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (self care Resouces) yang menjamin tindakanuntuk perawatan diri ( self care Aktions) secara adekual.
Self care Resoureces : mencangkup pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Self care Aktions : Perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukan untuk memperoleh, mempertahan kan dan menigkatkanfungsi psicososial da piritual.

INTI DARI KONSEP SEHAT

· Sehat fisik :

Ø tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak sakit.

Ø semua organ tubuh normal dan berfungsi normal

Ø tidak ada gangguan fungsi tubuh.

· Sehat mental (jiwa), mencakup sehat: pikiran,emosional dan spiritual.

Ø Sehat Pikiran: tercermin dari cara berpikir seseorang,yakni mampu berpikir logis (masuk akal) atau berpikir secara runtut

Ø Sehat Spiritual: tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian atau penyembahan terhadap sang pencipta alam dan seisinya, yang dapat dilihat dari praktik keagamaan atau kepercayaannya serta perbuatan baik yang sesuai dengan norma-norma masyarakat.

Jumat, 25 Maret 2011

sejarah kesehatan mental

Periodesasi perkembangan ilmu kesehatan mental :

  • Zaman Prasejarah

Manusia purba sering mengalami gangguan mental atau fisik, seperti infeksi, artritis, dll

  • Zaman peradaban awal

1. Phytagoras ( orang yang pertama memberi penjelasan alamiah terhadap penyakit mental )

2. Hypocrates ( Ia berpendapat penyakit / gangguan otak adalah penyebab penyakit mental

3. Plato , menurutnya gangguan mental sebagian gangguan moral, gangguan fisik dan sebagiaan lagi dari dewa dewa

  • Zaman Renaissesus

Pada zaman ini di beberapa negara eropa , para tokoh keagamaan, ilmu kedokteran dan filsafat mulai menyangkal anggapan bahwa pasien sakit mental tenggelam dalam dunia tahayul

  • ERA PRA ILMIAH

1. Kepercayaan Animisme

Sejak zaman dulu gangguan mental telah muncul dalam konsep primitif, yaitu kepercayaan terhadap faham animisme bahwa dunia ini diawasi atau dikuasai oleh roh-roh atau dewa-dewa. Orang Yunani kuno percaya bahwa orang mengalami gangguan mental, karena dewa marah kepadanya dan membawa pergi jiwanya. Untuk menghindari kemarahannya, maka mereka mengadakan perjamuan pesta (sesaji) dengan mantra dan kurban.

2. Kepercayaan Naturalisme

Suatu aliran yang berpendapat bahwa gangguan mental dan fisik itu akibat dari alam. Hipocrates (460-367) menolak pengaruh roh, dewa, setan atau hantu sebagai penyebab sakit. Dia mengatakan, “Jika anda memotong batok kepala, maka anda akan menemukan otak yang basah, dan mencium bau amis. Tapi anda tidak akan melihat roh, dewa, atau hantu yang melukai badan anda.

Seorang dokter Perancis, Philipe Pinel (1745-1826) menggunakan filsafat polotik dan sosial yang baru untuk memecahkan problem penyakit mental. Dia terpilih menjadi kepala Rumah Sakit Bicetre di Paris. Di rumah sakit ini, pasiennya dirantai, diikat ketembok dan tempat tidur. Para pasien yang telah di rantai selama 20 tahun atau lebih, dan mereka dianggap sangat berbahaya dibawa jalan-jalan di sekitar rumah sakit. Akhirnya, diantara mereka banyak yang berhasil, mereka tidak lagi menunjukkan kecenderungan untuk melukai atau merusak dirinya.

  • ERA MODERN

Perubahan luar biasa dalam sikap dan cara pengobatan gangguan mental terjadi pada saat berkembangnya psikologi abnormal dan psikiatri di Amerika pada tahun 1783. Ketika itu Benyamin Rush (1745-1813) menjadi anggota staf medis di rumah sakit Pensylvania. Di rumah sakit ini ada 24 pasien yang dianggap sebagai lunatics (orang gila atau sakit ingatan). Pada waktu itu sedikit sekali pengetahuan tentang penyebab dan cara menyembuhkan penyakit tersebut. Akibatnya pasien-pasien dikurung dalam ruang tertutup, dan mereka sekali-kali diguyur dengan air.

Rush melakukan suatu usaha yang sangat berguna untuk memahami orang-orang yang menderita gangguan mental tersebut melalui penulisan artikel-artikel. Secara berkesinambungan, Rush mengadakan pengobatan kepada pasien dengan memberikan dorongan (motivasi) untuk mau bekerja, rekreasi, dan mencari kesenangan.

Pada tahun 1909, gerakan mental Hygiene secara formal mulai muncul. Perkembangan gerakan mental hygiene ini tidak lepas dari jasa Clifford Whitting Beers (1876-1943) bahkan karena jasanya itu ia dinobatkan sebagai The Founder of the Mental Hygiene Movement dia terkenal karena pengalamannya yang luas dalam bidang pencegahan dan pengobatan gangguan mental dengan cara yang sangat manusiawi.

Secara hukum, gerakan mental hygiene ini mendapat pengakuan pada tanggal 3 Juli 1946, yaitu ketika presiden Amerika Serikat menandatangani The National Mental Health Act., yang berisi program jangka panjang yang diarahkan untuk meningkatkan kesehatan mental seluruh warga masyarakat.

Bebarap tujuan yang terkandung dalam dokumen tersebut meliputi

1) Meningkatkan kesehatan mental seluruh warga masyarakat Amerika Serikat, melalui penelitian, investigasi, eksperimen, penayangan kasus-kasus, diagnosis, dan pengobatan

2) Membantu lembaga-lembaga pemerintah dan swasta yang melakukan kegiatan penelitian dan meningkatkan koordinasi antara para peneliti dalam melakukan kegiatan dan mengaplikasikan hasil-hasil penelitiannya

3) Memberikan latihan terhadap para personel tentang kesehatan mental

4) Mengembangkan dan membantu negara dalam menerapkan berbagai metode pencegahan, diagnosis, dan pengobatan terhadap para pengidap gangguan mental.

Pada tahun 1950, organisasi mental hygiene terus bertambah, yaitu dengan berdirinya National Association for Mental Health. Gerakan mental hygiene ini terus berkembang sehingga pada tahun 1975 di Amerika terdapat lebih dari seribu perkumpulan kesehatan mental. Di belahan dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan melalui The World Federation for Mental Health dan The World Health Organization. ( sumber : http://riani-fajrin.blogspot.com/2010/04/kesehatan-mental.html )

Sebuah ilmu dengan objek telaah perilaku manusia tidak dapat berdiri sendiri. Jelaskan ilmu apa saja kah yang berperan dalam memahami kesemen menjadi lebih komprehensif :

  1. Antropologi kesehatan
  2. Psikologi kesehatan
  3. Sosial kesehatan

Menurut Weaver :
Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi terapan yang menangani berbagai aspek dari kesehatan dan penyakit (Weaver, 1968;1)

Minggu, 20 Maret 2011

Cara Mengobati Panu

Panu disebabkan oleh jamur panu yang normalnya sudah ada di kulit, kalau kamu suka berkeringat, akhirnya kulitmu jadinya lembab dan si jamur panu akhirnya tumbuh berlebihan dan menimbulkan keluhan berupa penyakit panu. Mengobatinya ya tentu saja dengan obat panu, silahkan berobat ke dokter kamu atau silahkan baca Cara Mengobati Panu

Infeksi Jamur

Panu dalam istilah kesehatan dinamai Pityriasis versicolor. Panu merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur Pityrosporum ovale di permukaan kulit. Panu termasuk salah satu penyakit kulit yang timbul tanpa mengenal kompromi. Panu bisa timbul pada bagian tubuh mana pun. Misalnya, di dahi, pipi, tangan, kaki, perut, dada, leher, dan punggung. Namun, penyakit kulit ini lebih sering muncul di bagian punggung.

Panu Kadas Kurap

Panu memang bukan termasuk penyakit yang dapat merenggut nyawa layaknya kanker dan penyakit jantung. Namun, menderita penyakit kulit satu ini dapat menimbulkan rasa malu luar biasa. Terutama, bagi kaum wanita.

Bagi wanita, panu seolah jadi momok paling menakutkan. Terlebih, ada ungkapan yang menyebutkan, “Cantik-cantik kok panuan!” Ungkapan tersebut seolah menegaskan bahwa menderita panu dapat mengurangi kadar kecantikan seorang wanita.

Penyebab Panu

Secara kasat mata, penyakit kulit panu terjadi akibat kurangnya menjaga kebersihan badan. Misalnya, jarang mandi. Bisa juga terjadi akibat keringat berlebih yang mengering dan menimbulkan rasa lengket pada kulit. Pada keadaan kulit seperti itu, jamur akan “beroperasi” dengan sangat leluasa. Panu juga bisa terjadi akibat penularan dari penderita panu lain.

Media penularan panu salah satunya melalui handuk. Misalnya, setelah mandi, Anda mengeringkan badan dengan handuk penderita panu. Masalah pemakaian handuk “bersama” memang telah menjadi hal lumrah di kalangan masyarakat. Padahal, tanpa disadari, bergantian handuk sama halnya dengan bertukar kuman atau jamur. Sama halnya dengan menggunakan sikat gigi bersama.

Penularan pun bisa terjadi melalui pakaian. Contoh sederhana, Anda meminjam baju salah satu teman yang ternyata menderita penyakit panu. Meskipun pakaian tersebut terbilang bersih, jamur yang melekat di pakaian tersebut bisa saja pindah ke tubuh Anda sehingga ikut terinfeksi jamur. Pakaian yang sudah dicuci bersih dari kotoran belum tentu bersih pula dari jamur karena jamur sifatnya tak kasat mata.

Pencegahan Panu

Untuk melakukan pencegahan panu, dapat dilakukan dengan cara-cara sederhana yang berkaitan dengan aktivitas keseharian Anda.

1. Biasakan membersihkan badan dengan mandi, minimal dua kali sehari.
2. Pastikan Anda tidak memakai handuk bersama orang lain, terutama dengan penderita panu.
3. Jemurlah handuk setelah dipakai, jangan dibiarkan dalam keadaan basah.
4. Usahakan mengganti handuk sesering mungkin.
5. Jangan memakai pakaian secara bergantian dengan orang lain.
6. Gantungkan atau simpan pakaian Anda di tempat yang kering. Namun, jangan terlalu lama menggantungnya karena bisa berjamur.

Cara Mengobati Panu

Jika Anda sudah telanjur menderita panu, mau tidak mau, harus segera dilakukan pengobatan. Berbagai obat atau salep antijamur dapat digunakan untuk pengobatan. Selain obat-obatan kimia, panu dapat disembuhkan dengan ramuan tradisional yang dapat Anda lakukan sendiri.

Berikut ini beberapa obat tradisional untuk menyembuhkan panu.

1. Lengkuas

Lengkuas diparut dan dicampurkan dengan garam dapur yang butirannya lebih besar seperti butiran kristal. Setelah tercampur, gosokkan parutan lengkuas pada bagian kulit yang terkena panu.

2. Kunyit

Sama halnya dengan lengkuas, kunyit diparut dan dicampur dengan garam kristal. Kemudian, campuran tersebut digosokkan pada daerah yang terkena panu.

3. Daun Leunca

Pucuk daun leunca dicampur dengan garam kristal. Setelah tercampur, bungkus dengan daun pisang, lalu kukus. Setelah matang, gosokkan daun leunca pada bagian kulit yang berpanu.

4. Daun Pare

Pucuk daun pare dicampur dengan kapur sirih, kemudian dihaluskan. Setelah halus, campuran tersebut digosokkan ke area tubuh yang berpanu.

5. Kulit Pohon Pinang

Bagian kulit pohon pinang yang masih hijau diserut dengan pisau. Kemudian, hasil serutan tersebut digosokkan pada bagian kulit yang terkena panu.

Demikian Cara Mengobati Panu Semoga bermanfaat.

Kebiasaan Pegang-pegang Muka Bikin Wajah 'Jelek'

Berapa kali Anda memegang wajah hari ini? Bisa jadi lebih dari 10 kali karena kebiasaan pegang-pegang wajah seperti menggaruk, mengusap atau menyangga wajah sering dilakukan tanpa sadar.

Dokter kulit menyarankan agar menghilangkan kebiasaan pegang-pegang wajah jika tidak perlu-perlu amat. Atau jika terpaksa gunakan tissue atau cucilah tangan terlebih dahulu.

Apa efek dari kebiasaan pegang-pegang wajah?

Tahukah anda bahwa tangan yang digunakan untuk mengusap-usap wajah tidaklah steril. Selalu ada kuman yang menempel di tangan karena memang tangan fungsinya memegang apa pun.

Juga sangat tidak mungkin menjaga tangan bebas dari kuman sepanjang hari, terutama jika sering kontak dengan tempat umum seperti bus, kantor atau tempat olahraga.

Tangan yang digunakan untuk melakukan dan memegang banyak hal sangat memungkinkan terjadinya transfer kotoran, bakteri, virus dan lemak dari lingkungan luar ke wajah.

Untuk itu sangat penting menjaga tangan agar tidak sering-sering menyentuh muka untuk menghindari perpindahan mikroorganisme, seperti dikutip dari Fitsugar, Kamis (17/3/2011).

Menyentuh wajah dalam bentuk apapun seperti menggaruk, menggosok, menyangga wajah atau hanya sekedar menyentuh bisa menyebabkan iritasi dan pembengkakan. Kulit wajah yang sudah teriritasi dan meradang akan memudahkan jerawat untuk muncul atau bertambah parah.

Kulit merupakan daerah yang sangat sensitif terhadap rangsangan dari luar. Meskipun menyentuh wajah mungkin terlihat sebagai bentuk tindakan yang sederhana dan tidak penting, tapi kebiasaan ini bisa merugikan kulit.

Berikut ini beberapa alasan yang membuat kebiasaan menyentuh wajah bisa menimbulkan banyak masalah di kulit yaitu:

1. Menyentuh wajah bisa menyebabkan iritasi

Iritasi sering terjadi secara langsung setelah seseorang menyentuh wajah. Selain itu kemerahan dan peradangan juga bisa dipicu oleh tindakan sederhana menyentuh wajah. Hal ini karena kulit sangat sensitif yang membuatnya rentan terkena iritasi.

2. Menyentuh wajah bisa menyebabkan penyebaran bakteri

Kebiasaan buruk menyentuh wajah bisa menyebarkan bakteri yang sudah berada di permukaan kulit. Jika terus menerus dilakukan dapat memicu timbulnya jerawat baru di tempat yang sebelumnya tidak ada jerawat.

3. Menyentuh wajah bisa meningkatkan minyak di kulit

Saat menyentuh wajah maka akan merangsang kulit untuk menghasilkan minyak lebih banyak. Peningkatan produksi minyak yang tidak perlu ini akan menyumbat pori-pori dan membuat jerawat semakin sulit hilang.

4. Menyentuh wajah bisa menyebabkan timbulnya jaringan parut yang sulit dihilangkan

Menyentuh atau menggaruk wajah memiliki potensi besar menimbulkan bekas luka yang sulit untuk dihilangkan. Jika daerah yang disentuh atau digaruk ini memiliki jerawat, maka jaringan parut yang muncul akan semakin dalam dan relatif sulit untuk dihilangkan.

5. Menyentuh wajah bisa meningkatkan pembentukan kerutan

Ketika seseorang menggosok atau menyentuh wajah dengan tangan bisa menyebabkan kulit tertarik yang meningkatkan pembentukan kerutan di wajah.

Jadi mulailah tinggalkan kebiasaan mengusap-usap wajah, colek-colek muka, menopang wajah, garuk-garuk. Jika ingin menggaruk, selalu ingat apakah tangan Anda bersih atau bila terpaksa gunakan pelapis tisu untuk menggaruk atau mengusap muka yang gatal.

Manfaat Psikologis Pelatihan Seni Bela Diri

Meskipun ada sejumlah data empiris yang layak tentang manfaat fisik dari pelatihan seni bela diri, efek psikologis dan sosial yang lebih jelas. Efek jangka panjang pelatihan seni bela diri masih diselidiki, dan ada sejumlah studi yang menarik. Sebagian besar penelitian yang telah dilakukan adalah serupa dengan menunjukkan bahwa pelatihan seni bela diri umumnya menyebabkan penyesuaian psikologis dan sosial yang positif.

Salah satu aspek psikologis yang paling menguntungkan dari latihan seni bela diri adalah peningkatan kepercayaan diri..Banyak orang Amerika hidup dalam ketakutan diserang. Kami semua berada dalam situasi di mana kepercayaan diri kita telah dipertanyakan. Banyak orang merasa tidak aman ini berjalan menyusuri jalan di malam hari, atau menghadapi pengganggu di sekolah. Memukuli orang up jelas bukan solusi yang masuk akal. Belajar pertahanan diri meningkatkan selfconfidence praktisi dengan mengambil perasaan mereka kerentanan. Tujuannya bukan untuk mengajarkan orang untuk melawan orang yang membantah atau tidak setuju, tetapi untuk mengajarkan mereka untuk membela diri bila diperlukan. Keyakinan memungkinkan Anda untuk tetap tenang dalam situasi sulit. Dengan tenang tersisa, seseorang dapat menilai situasi dengan lebih jelas dan bertindak dengan tepat. Ketika dihadapkan dengan situasi kompromi, mereka mampu membela diri harus perlu menggunakan kekuatan fisik lebih sering daripada mereka yang tidak bisa mempertahankan diri.

Kebanyakan penelitian tentang efek jangka panjang dari latihan seni bela diri setuju bahwa seni bela diri yang afektif dalam memproduksi perubahan sosial dan psikologis positif. Biasanya ada hubungan terbalik antara jumlah kali seseorang telah berlatih, dan tingkat agresi mereka, permusuhan, dan kecemasan. sebaliknya dapat dikatakan tentang kemerdekaan, kemandirian, dan kepercayaan diri para praktisi, yang cenderung meningkat dengan jangka waktu mereka telah pelatihan. Beberapa seni bela diri membawa manfaat psikologis lebih cepat daripada yang lain. Sebagai contoh, satu studi menunjukkan bahwa selama periode waktu yang singkat, siswa karate mengalami penurunan kecemasan, tetapi para siswa tidak aikido (Binder, 2). Hal ini menunjukkan bahwa jika seni bela diri yang lebih asing dan kompleks, mungkin memakan waktu lebih lama untuk menuai keuntungan psikologis itu.

Perbedaan antara seni bela diri dan olahraga yang teratur mungkin bertanggung jawab atas kemampuan mereka untuk secara signifikan meningkatkan kesehatan sosial dan psikologis. Common Amerika olahraga memiliki banyak kesamaan dengan pelatihan seni bela diri. Ini termasuk kebugaran fisik, koordinasi pembangunan, dan interaksi sosial. Seni Timur, bagaimanapun, berbeda dalam fokus mereka pada pengembangan keseluruhan praktisi. Sementara seni bela diri cenderung berusaha menuju kontrol diri dan self-knowledge, olahraga banyak Barat hanya berfokus pada persaingan antara individu dan kelompok. Penekanan pada menang adalah hadir dalam aspek kompetitif dari seni bela diri mempertimbangkan membunuh atau terbunuh lingkungan di mana seni bela diri dikembangkan. Selama tiga puluh tahun terakhir, seni bela diri telah menjadi semakin populer sebagai olahraga kompetitif, maka penambahan judo dan taekwondo di Olimpiade. Perbedaan antara seni bela diri dan olahraga barat adalah bahwa seni umumnya memiliki sejumlah besar ritual dan komponen filosofis. Seni bela diri juga cenderung berfokus pada pikiran / integrasi tubuh melalui kombinasi meditasi dan aktivitas fisik. Sementara olahraga teratur telah terbukti memiliki pengaruh psikologis yang positif, penelitian yang membandingkan secara langsung seni bela diri dengan olahraga teratur menunjukkan manfaat psikologis yang lebih besar dan lebih beragam melalui pelatihan seni bela diri. Judo telah terbukti menimbulkan sikap akan lebih mudah dan tingkat penurunan kekerasan pada remaja. Tai Chi telah terbukti menurunkan marah, insomnia, dan mimpi buruk, sambil meningkatkan pandangan positif praktisi di kehidupan. Militer Hapkido pelatihan telah terbukti untuk memperkuat kelompok moral dan kepercayaan diri lebih dari biasa-angkat berat atau kendala kursus pelatihan (Binder, 4).

Tiga puluh tahun penelitian tentang topik ini mendukung laporan anekdotal bahwa seni bela diri yang baik untuk pikiran maupun tubuh. Kebanyakan penelitian sampai pada kesimpulan yang sama. Tujuan utama studi saat ini banyak adalah untuk mengetahui bagaimana proses ini bekerja. Diasumsikan bahwa aspek non-fisik dari seni bela diri berkontribusi terhadap manfaat jangka panjang. Penggunaan seni bela diri untuk sifat terapeutik mereka juga sedang diselidiki secara menyeluruh, dan mudah-mudahan akan terbukti sangat produktif dalam waktu dekat. Banyak psikolog bersedia mengakui bahwa di bawah pengawasan yang tepat, seni bela diri bisa menjadi bentuk yang sangat membantu psikoterapi.

oleh Paul Swiercz Adam