Hidup itu Kebahagiaan yang harus di syukuri

Rabu, 20 Oktober 2010

Perbedaan Leader & Manager

Kita adalah pemimpin. Setidaknya kita adalah pemimpin bagi diri sendiri. Ungkapan diatas tentu sering kita dengar. Begitu juga dalam dunia bisnis, tanpa adanya pemimpin tentu sebuah perusahaan tidak akan jalan.

Warren Bennis dalam bukunya berjudul On Becoming Leader, menjelaskan perbedaan peran antara manager dan pemimpin sebagai berikut :

* Manager mengelola sedangkan pemimpin menginovasi
* Manager adalah tiruan sediangkan pemimpin orisinal
* Manager mempertahankan pemimpin mengembangkan
* Manager berfokus pada sistem dan struktur sedangkan pemimpin fokus kepada orang
* Manager bergantung kepada pengawasan sedangkan pemimpin membangkitkan kepercayaan
* Manager melihat jangka pendek sedangkan pemimpin melihat perspektif jangka panjang
* Manager bertanya kapan dan bagaimana sedangkan pemimpin bertanya apa dan mengapa
* Manager melihat hasil pokok sedangkan pemimpin menatap masa depan
* Manager meniru sedangkan pemimpin melahirkan
* Manager menerima status quo sedangkan pemimpin menantangnya
* Manager adalah prajurit yang baik sedangkan pemimpin adalah dirinya sendiri
* Manager melakukan hal-hal dengan benar sedangkan pemimpin melakukan hal-hal yang benar


Dari perbedaan diatas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa seorang Manager hanya berurusan dengan benda-benda, struktur, sistem dan efisiensi. Sedangkan seorang Pemimpin berurusan dengan efektivitas, orang, memberdayakan dan menyalurkan potensi yang dimiliki oleh orang lain.

Phobia Yang Banyak Dimiliki manusia

Pasti anda sudah tau apa itu phobia ... Phobia adalah ketakutan yang berlebihan terhadap sesuatu semisal anjing, kucing, buaya dan lain-lain. Saya punya daftar Phobia yang paling banyak diidap manusia, berikut ini daftarnya

1. Phobia Ular

Ini merupakan jenis phobia yang paling sering dijumpai. Ketakutan secara berlebihan pada ular dikaitkan pada kemampuan nenek moyang kita bertahan di alam liar. Ular sejak dulu dianggap hewan berbisa, menjijikkan, dari masa ke masa. Bahkan juga diidentikkan dengan setan oleh keyakinan tertentu. Ternyata phobia akan ular ini bersifat evolusioner, diturunkan oleh nenek moyang manusia sejak zaman dulu sampai sekarag.

2. Phobia Laba-Laba

Ditemukan bahwa kaum perempuan empat kali lipat lebih banyak jumlahnya yang takut atau jijik pada laba-laba daripada kaum lelaki. Pada studi yang dipublikasikan di jurnal Evolution and Human Behavior, David Rakison dari Carnegie Mellon University di Pittsburgh mengatakan bahwa bayi perempuan usia 11 bulan mampu mengekspresikan ketakutan begitu melihat gambar laba0laba dan ular, sedangkan bayi lelaki tidak. Teori evolusi mengatakan bahwa hal itu wajar, sebab kaum perempuan sering bersua laba-laba di rumah, atau saat mereka menyiapkan makanan di dapur. Sedangkan kaum lelaki cenderung diajarkan untuk berani pada hewan tersebut ketika berada di alam liar.

3. Phobia Ruang tertutup

Dikenal juga dengan nama agoraphobia, ketakutan ini diderita oleh 1,8 juta orang Amerika berusia dewasa, demikian menurut laporan National Institute of Mental Health pada tahun 2008. Tempat tertutup yang dianggap sulit untuk mereka melarikan diri atau keluar merupakan obyek yang paling ditakuti. Biasanya mereka takut pada elevator/lift, ruang olah raga tertutup, jembatan, kendaraan transportasi umum, mobil, mall, bahkan juga pesawat. Penderita biasanya malas bepergian atau berada di dalam mobil terlalu lama.

4. Phobia Ketinggian

Ini adalah jenis phobia yang juga lumayan banyak penderitanya. Diperkirakan sebagnyak 3-5% dari seluruh populasi dunia menderita akrophobia, takut berada di tempat tinggi. Pada riset yang pernah dilakukan, penderita akrophobia merasa semua tempat tinggi berjarak lebih tinggi dari yang sesungguhnya. Misalnya tinggi sebenarnya hanya 3 meter, maka di mata penderita akrophobia, mereka seperti melihat obyek yang tingginya 6 meter.


5. Phobia Kegelapan
Takut pada kegelapan yang diderita anak-anak ternyata adalah phobia paling umum juga. “Anak-anak mempercayai imajinasinya bahwa di kegelapan bisa mendadak muncul hanti, penculik, atau perampok,” jelas Thomas Ollendick, profesor psikologi dan direktur Child Study Center di Virginia Tech. Secara normal, ketakutan ini akan hilang seiring dengan bertambahnya usia. Namun jika hingga usia dewasa kita masih menderita ketakutan pada gelap, maka artinya kita menderita nyctophobia.

6. Phobia Halilintar
Bagi para penderita phobia ini, suara halilintar dan kilat akan terasa seperti menghentak jantung, bahkan membuat mereka berkeringat. Penderita yang parah bahkan sampai memutuskan pindah ke daerah yang aman dari petir dan kilat., demikian kata John Westefeld, ilmuwan dari University of Iowa. Westefeld melaporkan, dari surveinya terhadap mahasiswa di tahun 2006, sebanyak 73% menderita ketakutan ringan pada cuaca. Namun kebanyakan mereka malu untuk mengakuinya. Bagi mereka yang phobia pada kilat dan halilintar, ada baiknya mulai melatih rasa panik dan kecemasan.

7. PhobiaDokter Gigi

Bukan cuma anak kecil lho yang takut ke dokter gigi, orang dewasa juga ada. Sebanyak 9-20 oersen orang Amerika ternyata menghindari memeriksakan giginya ke dokter walau sudah dalam kondisi parah sekalipun. Rasa takut ini lebih disebabkan oleh rasa nyeri yang timbul ketika plak gigi dibersihkan, dan memang tidak semua orang bisa menahannya.
heheh... apakah anda juga Phobia dengan salah satu di atas????
Kalau ada buang jauh-jauh rasa takut mu itu.... karena sebenarnya itu hanyalah hal biasa... okey....

Minggu, 10 Oktober 2010

MOTIVASI DIRI

Untuk bisa melakukan motivasi terhadap diri sendiri, kita harus tahu apa tujuan yang ingin kita capai. Lalu, kita harus mengembangkan perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang. Jalan mana yang akan kita pilih, haruslah mendukung dan sesuai logika. Kita tidak bisa memilih jalan yang kita sendiri tahu bahwa kita tidak akan sangguP menjalaninya.
Setelah kita menulis tujuan dengan rencana yang kita buat untuk mencapainya, tempelkan kertas tersebut ditempat yang akan sering kita lihat setiap saat. Bisa dicermin dalam kamar, dilemari, didinding, atau dimanapun yang menurut kita akan membuat kita sering melihat dan membacanya. Setiap hari, paling tidak kita harus melihat dan membacanya sekurangnya 5 kali. Hal ini kita lakukan agar kita selalu teringat akan tujuan yang ingin kita capai. Setiap hari kita juga harus mencatat apa saja hal yang telah kita lakukan untuk semakin mendekatkan kita dengan tujuan tersebut. Dengan begitu, kita bisa menyadari dan merasakan apakah tujuan itu masih jauh, semakin dekat atau hampir tercapai.
Setelah kita mengetahui apa yang akan kita inginkan semakin dekat sebaiknya jangan pernah melakukan penundaan terhadap hal apapun. menunda-nunda adalah hal yang bisa membunuh impian kita, juga membunuh motivasi dalam diri kita sendiri. Tetapkan batas waktu untuk mencapai satu tujuan, dan berpeganglah dengan batas waktu yang kita tentukan sendiri. Dengan memiliki perasaan dikejar batas waktu, kita juga akan lebih focus untuk memenuhi tujuan tersebut.
Namun, berhati-hatilah dengan menentukan batas waktu, jangan sampai waktu yang kita tentukan sendiri membuat kita stress dan frustasi, sehingga malah merusak mental dan pikiran kita. Pikirkanlah batas waktu yang tepat dan tetap membuat anda nyaman dalam menjalaninya. Terburu-buru juga bukanlah hal yang baik.

Rabu, 06 Oktober 2010

Pecandu alkohol sulit berdiri tegak

MENGONSUMSI alkohol berlebih tidak hanya merusak jantung tetapi juga mengganggu keseimbangan tubuh. Sebuah studi menemukan, ketenangan jangka panjang bisa memperbaiki keseimbangan pecandu alkohol, tapi kemungkinan tidak akan bisa mengembalikan keseimbangan penuh saat berdiri.

"Dengan ketenangan, gaya berjalan dan keseimbangan akan menjadi stabil. Akan tetapi, dengan hidup tenang jangka panjang sekalipun, orang-orang yang kecanduan alkohol kronis jangka panjang akan terus mengalami kesulitan untuk berdiri tegak," tutur peneliti Edith V. Sullivan dari Stanford University School of Medicine, seperti dikutip situs healthday.

"Keseimbangan mereka ditandai dengan ayunan yang melebihi ayunan orang normal saat diam berdiri di satu tempat, khususnya dengan kaki rapat dan tangan berada di kedua sisi tubuh, tanpa menggunakan faktor penyeimbang alami."

Kurangnya keseimbangan (karena cedera otak akibat alkohol), terang peneliti, selanjutnya bisa meningkatkan risiko jatuh dan kematian.

Ayunan postur tubuh

Dalam studi ini, para peneliti membandingkan ayunan postur tubuh pada 34 laki-laki dan 15 perempuan pecandu alkohol dengan 22 laki-laki dan 29 perempuan yang bukan pecandu alkohol (sebagai kelompok pengontrol).

"Hasil menunjukkan bahwa ayunan pecandu alkohol lebih panjang dan menutupi area yang lebih luas dibandingkan mereka yang berada dalam kelompok pengontrol," terang Sullivan."Akan tetapi, keseimbangan pecandu alkohol bisa diperbaiki dengan menggunakan faktor penyeimbang."

Faktor tersebut, terang Sullivan, meliputi bantuan sederhana seperti menghidupkan cahaya di ruang gelap, menyentuh pegangan sisi tangga saat turun dari pesawat serta jalan atau berdiri dengan kaki direnggangkan daripada merapatkan kedua mata kaki.